Diantara para Warga Negara Indonesia yang berada di Indonesia, tentunya ada yang berkeinginan untuk bisa bekerja di Luar Negeri. Salah satu tujuan negara yang paling banyak diminati untuk dijadian tujuan bekerja adalah Australia. Australia menarik untuk dikunjungi selain kawasan wisata yang menarik, juga lokasi negara yang tidak terlalu jauh.
Ada beberapa persyaratan atau cara yang bisa dilakukan untuk bisa datang dan bekerja di Australia. Salah satunya melalui Sponsored Skill Visa dan Working Holiday Visa. Pemerintah Australia sangat mendukung program visa ini mengingat begitu besarnya kebutuhan tenaga kerja dibeberapa sektor industri, khususnya setelah melalui masa pandemic dua tahun kemarin, Australia kekurangan tenaga kerja.
Untuk skill visa, setiap negara bagian Australia memiliki kriteria khusus untuk setiap sektor industri yang membutuhkan, tapi yang paling umum adalah pengalaman kerja minimal 2 tahun dibidang yang sama, dan bukti sertifikat pendidikan keterampilan terkait. Dan jangan lupa, setiap kebutuhan pekerjaan akan berbeda quotanya setiap tahun, jadi ada harus rajin meng-cross check website resmi pemerintah Australia.
Berikut adalah daftar dari pekerjaan yang dibutuhkan di Australia, khususnya di negara bagian New South Wales, South Australia, Victoria, Western Australia, dan Northern Territory.
Bahasa Inggris merupakan salah satu persyaratan penting yang harus dipenuhi bagi para calon pekerja, Mahasiswa atau bahkan calon permanent resident yang akan datang atau menetap di luar negeri. Ujian ini diterapkan agar nantinya para calong pendatang dipastikan bisa berkomuniksasi dengan baik dalam bahasa Inggris. Namun demikian, standar nilai yang diterapkan untuk ujian Bahasa Inggris ini bervariasi, tergantung dari jenis visa, lingkup studi atau pekerjaan yang diminati. Selain itu, tidak banyak informasi mengenai detail pelaksanaan Ujian Bahasa Inggris ini, terlebih sekarang ini Ujian sudah dilakukan dengan sistem komputerisasi atau biasa disebut paperless based test.
Masih banyak orang di Indonesia yang sedikit bertanya-tanya, ketika ditanya mengenai ujian Bahasa Inggris untuk keperluan studi luar negeri, baik itu proses pendaftaran maupun tata cara pelaksanaannya. Beruntung saya memiliki pengalaman beberapa kali melakukan ujian Bahasa Inggris berbasis IELTS, dan akan penulis share beberapa point penting mengenai hal ini.
IELTS test, seperti kita ketahui, pada umumnya terbagi kepada dua kategori; General & Academic test. Keduanya terbagi kepada empat jenis ujian atau test: Listening, Reading, Writing & Speaking test. Test ini merupakan sebuah ujian standar bahasa inggris yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga bahasa inggris resmi yang berada di UK, bernama British Council. Di Indonesia atau negara lainnya, lembaga pendidikan yang menyelenggarakan IELTS Test ini adalah IDP: https://www.idp.com/australia/?gclid=CjwKCAiA9K3gBRA4EiwACEhFe1IsJG1CApdUMDTk6fV66yejm0eZ1-23gr4QZxJ_D465fIftQaf18xoCVl8QAvD_BwE&gclsrc=aw.ds
Ujian ini ditujukan untuk menilai kemampuan berbahasa inggris para kandidat, baik itu calon karyawan, pelajar maupun mahasiswa. Hasil ujian ini akan dikategorikan dalam bentuk angka; dari 3 sampai 9. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka kemampuan bahasa inggris individu boleh dibilang semakin baik.
Ujian Bahasa Inggris pada umumnya banyak dilakukan oleh para calon mahasiswa atau pelajar yang akan melakukan studi di luar negeri. Meskipun demikian, ujian bahasa ini sering juga dilakukan oleh para kandidat pekerja atau tujuan lainnya. Sedikit informasi, ujian bahasa inggris ini terbagi kedalam dua nama atau merk, dan kedua jenis ujian (TOEFL & IELTS), dikategorikan berdasarkan lokasi wilayah yang akan dituju. Bagi anda yang berminat untuk datang menetap atau studi ke wilayah Amerika Serikat & Canada, pada umumnya kedua wilayah ini menggunakan sistem ujian bahasa inggris berstandar TOEFL. Sedangkan bagi anda yang akan datang bekerja atau belajar di wilayah Eropa dan Australia, pada umumnya mereka menggunakan sistem penilaian bahasa inggris berstandar IELTS.
General Test ditujukan bagi para pengguna bahasa inggris umum untuk keperluan standar, sedangkan Academic Test ditujukan bagi para calon pelajar atau mahasiswa yang akan kuliah atau sekolah tinggi. Sebetulnya kedua jenis ujian ini pada dasarnya menggunakan pertanyaan yang sama, yang berbeda adalah ketika anda melakukan ujian reading dan writing pada test IELTS ini. Untuk ujian Academic, jenis pertanyaannya cenderung lebih tertuju kepada hal-hal yang berbau ilmiah.
Tentunya saya anggap para pembaca sudah banyak mengetahui informasi mengenai detail informasi tentang masing-masing test yang diajukan pada ujian ini. Bila dulu kita melakukan ujian dengan menggunakan kertas dan pena, Sekarang ini pada umumnya ujian IELTS di luar negeri sudah menggunakan sistem ujian berbasis komputer alias tidak lagi menggunakan kertas dan pena.
Baru-baru ini penulis mengalami pengalaman unik mengenai ujian IELTS berbasis komputer. Pada awalnya saya sedikit ragu dan khawatir akan tata cara melakukan ujian ini dengan komputer. Maklum, biasanya kita sudah terbiasa melakukan kegiatan ini in old fashioned way alias cara lama (pakai kertas & pensil).
Click & Type method.
Pada dasarnya, metode komputerisasi pada IELTS Test sekarang ini terhitung mudah, terutama bagi anda yang sudah terbiasa mengoperasikan komputer. Kita tinggal mengikuti instruksi yang diberikan pengawas ketika ujian akan dimulai. Halaman per halaman bisa dilakukan dengan mengklik mouse, sesuai instruksi pengawas ujian.
Seperti biasa, ujian dimulai ketika semua peserta sudah melewati tahap verifikasi identifikasi sesuai prosedur, dan semua peserta sudah duduk berada dalam ruangan ujian dan siap didepan komputer yang telah ditentukan. Ujian dimulai berdasarkan urutan jenis ujian; dimulai dari listening, reading, writing dan speaking test.
Pada sesi ‘listening test’, kita memulai ujian dengan mengklik tanda ‘start’ pada layar komputer, dan kita akan mendengar sejumlah percakapan yang berisi jawaban yang harus diisi pada kolom pertanyaan pada ‘listening test’. Caranya cukup mengetik atau mengklik pilihan jawaban dari listening test. Hal yang sama pun berlaku untuk jenis test lainnya seperti Reading, dan Writing.
Pada saat kita melakukan sesi ‘Writing test’, perbedaan mendasar hanyalah terletak pada penggunaan media komputer untuk menulis. Kalau pada sistem paper based, kita menggunakan pensil dan kertas untuk menulis ide kita dari soal yang diberikan, maka pada sistem computer based, kita menggunakan keyboard untuk mengetik ide kita.
Semoga tips dan informasi ini bermanfaat bagi para teman-teman yang akan melakukan ujian Bahasa Inggris IELTS, tetap semangat dan sukses selalu.
Salah satu keuntungan bisa bekerja di Luar Negeri adalah kesempatan untuk menjadi penduduk tetap.
Untuk memperoleh kesempatan bekerja di luar negeri, ada beberapa bidang pekerjaan yang boleh dibilang kurang populer di masyarakat Indonesia pada umumnya. Jadi, banyak kesempatan pekerjaan di bidang lain yang bisa anda jadikan pertimbangan.
Negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia dan Canada, pun masih berkutat dalam mengatasi pengangguran di dalam negeri.
Alhasil, profesi seperti petani (Farmer), Peternak (Cattlemen), tukang kebun (Gardener), nelayan (Fishermen), tukang las (Welders), tukang listrik (Electrician), Tukang potong daging (Butcher), tukang kayu (Carpenter), Juru Masak (Chef/Cook), Tukang Bikin Kopi (Barrista), Tukang Potong Rambut (Hairdresser), Tukang Ukur Tanah (Surveyor); kurang mendapat respon yang positif di masyarakat, dan sepi peminat.
Namun sayangnya, di Indonesia umumnya masyarakat lebih melihat pekerjaan yang terkesan bergengsi. Selain itu, lemahnya pemahaman seseorang terhadap cara pandang sebuah pekerjaan, membuat individu cenderung mudah ‘mencibir’, atau menganggap rendah pekerjaan tertentu. Kuatnya anggapan beberapa pekerjaan yang boleh dibilang kalah pamor dari pekerjaan ‘kantoran’. Dalam pandangan sebagian orang, pekerjaan yang duduk dibelakang meja cenderung lebih memiliki ‘tingkatan’ atau ‘kasta’ yang lebih tinggi.
Pekerjaan seperti Insinyur, Bankir, Progammer, Archeologist, Chemical Engineer, electrician, Geologist, Dokter, dan lain sebagainya, tentulah sangat dibutuhkan keberadaannya; baik di negara maju apalagi negara berkembang. Selain skill tinggi, juga pendapatan yang besar menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, beberapa perusahaan di negara maju berupaya untuk mendatangkan tenaga ahli dalam bidang tersebut. Namun, seiring perkembangan zaman, kesempatan untuk bekerja di bidang itu sudah mulai sulit, salah satu alasannya karena ketersediaan pekerja lokal yang sudah semakin tinggi.
Sebagai gambaran, pendapatan pekerjaan di Australia, bisa digambarkan sebagai berikut:
Juru Masak, penghasilan antara 21 AUD hingga 36 AUD per jam
Cleaning Service, berkisar antara 16 AUD hingga 21 AUD per jam.
Welder (Tukang Las), berkisar antara 25 AUD hingga 31 AUD per jam.
Petani (Pemetik Anggur/Strawberry, Tomat, Cherry, dsb), berkisar antara 18 AUD hingga 18 AUD per jam.
Butcher (Pengolahan Daging), berkisar antara 18 AUD hingga 31 AUD.
Barista (Peracik Kopi),berkisar antara 25 AUD hingga 27 AUD per jam.
Construction (pembuatan jalan, konstruksi,dsb) berkisar 30 AUD- 35 AUD per jam.
Security, berkisar antara 27 AUD hingga 50 AUD per jam.
catatan: semua income bergantung kepada level atau tingkatan skill pekerja. Semakin tinggi keahlian seseorang, maka ‘rate per hour’ nya pun lebih tinggi. Ukuran ‘rate’ untuk setiap negara pun berbeda.’
‘Pengolah Kopi’ atau biasa disebut ‘Barista’, cukup populer di Luar Negeri
Bila kita jeli melihat peluang, justru pekerjaan ‘casual’ seperti petani, penjahit, peternak, tukang las, dll. Sangatlah dibutuhkan di luar negeri.
Tentu saja, peran profesi lain diluar ‘skill’ yang saya sebutkan tadi, tentunya sama pentingnya. Hanya, melihat rumitnya proses pendidikan, mahalnya biaya kuliah, untuk menjadi Dokter atau Insinyur misalnya, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit serta waktu yang lama.