Kesejukan Alam “Lavender Garden” di Lyndoch Hill, South Australia.

Bagi penggemar hobi outdoor, atau sekedar penikmat alam sejuk nan asri, South Australia memiliki beberapa alternatif pilihan tempat untuk itu. Bila anda berkunjung ke South Australia, sempatkan diri anda singgah di kawasan perbukitan yang biasa disebut “Adelaide Hills”.

Adelaide Hills, merupakan sebuah kawasan perbukitan di daerah South Australia, dimana kawasan ini terdiri dari beberapa kota dan hunian yang terletak di tengah hutan dan perbukitan.

Kawasan ini dikenal dengan produksi perkebunan sayuran sertah buah-buahan, termasuk juga produksi minuman anggur yang banyak diekspor ke berbagai penjuru dunia.

Diantara beberapa kota di kawasan ini, ada beberapa tempat yang dikenal memiliki spot wisata dan budaya yang menjadi daya tarik tersendiri. Dan kali ini saya berkesempatan mengunjungi salah satu kota kecil di Kawasan lain Adelaide Hills, yang bernama kawasan “Barossa Valley”.

Barossa, Kawasan Penghasil Anggur Terbesar.

Kawasan Barossa dikenal sebagai daerah penghasil anggur terbesar di Australia. Kawasan ini menawarkan pemandangan indah dan menakjubkan serta sejarah industri anggur yang telah berjalan selama ratusan tahun, dari generasi ke generasi. Di daerah ini akan banyak anda jumpai beberapa bangunan klasik dan kuno yang terbuat dari batu, yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu.

Di kawasan Barossa Valley terdapat beberapa kota kecil yang juga pada umumnya merupakan kawasan penghasil anggur terbesar di Australia. Kota itu adalah Gawler, Williamstown, Seppeltsfield, Nuriootpa, Tanunda, Angaston, Springton dan Lyndoch.

Kali ini saya berkesempatan mengunjungi kota Lyndoch, sebuah kota kecil nan asri di kawasan perbukitan Australia Selatan.

Lyndoch

Merupakan salah satu kota tertua di South Australia. Kota ini pada awalnya digagas oleh para petualang dari Eropa pada tahun 1837. Digambarkan oleh beberapa media sebagai “Lembah Surga”, kawasan ini diselimuti oleh area perbukitan yang luar biasa menakjubkan.

Berpenduduk 1244 jiwa, kawasan ini banyak dipengaruhi oleh budaya dari kaum Lutheranian, yang merupakan salah satu bagian dari kepercayaan Kristen Eropa Jerman. Kaum Lutheranian berimigrasi ke daerah ini, dan mendirikian perkebunan anggur sebagai sumber kehidupan mereka. Pada tahun 1800-an, kehidupan kota ini bertumpu kepada aliran sungai Para-River sebagai sumber mata airnya.

Sebagai salah satu atraksi dan wisata lokal, yang paling banyak dikenal adalah wisata balon udara dan helikopter, dimana anda bisa menikmati pemandangan indah di area ini dengan mengendarai Balon udara serta helikopter. Cukup dengan membayar 40 AUD per orang, anda bisa mengendarai helikopter dan menikmati pemandangan indah khas Barossa dari udara.

Lavender Garden

Terletak di bagian utara kota Lyndoch, Barossa Valley. Sesuai namanya, area ini sarat dipenuhi oleh tanaman Lavender. Kawasan ini cocok sebagai tempat untuk berjalan sore, menikmati pemandangan atau sekedar menikmati sajian makanan ringan yang disediakan oleh pengelola kawasan ini.

20170902_145400

 

Areal ini boleh dibilang cukup luas, sehingga anda bisa berjalan-jalan ditengah kawasan perkebunan Lavender ini, sambil menikmati pemandangan yang indah dan asri khas pegunungan Australia.

 

Selain itu, ditempat ini anda bisa membeli cinderamata berupa produk-produk yang dibuat dengan berbahan dasar Lavender; mulai dari sabun, shampo, aroma therapy hingga pengharum ruangan. Jadi, ada baiknya anda siapkan sedikit uang saku untuk membeli produk cinderamata yang hanya dijual di kawasan ini.

 

Tempat yang wajib dikunjungi bagi anda penggemar outdoor serta tanaman lavender, sekaligus melepas kepenatan bersama keluarga.

Dahsyatnya Mie Rebus “Kampung Keling”, Medan, Sumatera Utara.

Mengenal Kota Medan, Sumatera Utara, banyak orang di Indonesia mengaitkannya dengan Danau Toba (meskipun lokasinya jauh), kemacetan dan yang pasti…makanan khas lokal. Dari mulai Lontong Medan “Selamat Pagi”, Bolu Meranti, dan bagi saya, ada satu tempat dan makanan yang selalu menyisakan banyak kenangan rasa di lidah ini.

Bila anda anda berkunjung ke Medan, sempatkan diri anda untuk mencoba makanan khas lokal yang pasti sudah banyak anda kenal, seperti mislanya lontong Medan, atau Bolu Medan “Meranti”. Jangan lupa untuk menyempatkan diri anda untuk datang ke “Kampung Keling”.

Wilayah ini dinamakan “Kampung Keling”, sesuai namanya yang artinya “Kampung India” dalam bahasa Indonesianya, atau “Little India” nya Medan. Tempat ini merupakan pusat penjualan makanan kaki lima yang populer di Medan, di sepanjang Jl. Pagaruyung, Medan tepatnya. Lokasi ini dikenal menjajakan berbagai jenis makanan, dari mulai Nasi Goreng hingga Roti Canai khas India.

Bisa ditebak, di lokasi ini banyak terdapat orang India atau Bangladesh yang berjualan, sehingga dinamakan “Kampung Keling”. Satu Hal yang menarik saya adalah ketika kami direkomendasikan oleh Uda (Paman) kami, untuk mencoba Mie Rebusnya.

Saya pikir, bolehlah kita coba makanan yang satu ini, toh, saya pun sudah lama ingin mencicipi Mie Rebus, setelah sekian lama merantau di Australia, lidah ini tak tahan rasanya untuk mencoba semua jenis masakan Indonesia Asli khas daerah, apapun itu.

Tak lama setelah kami memesan, perasaan takjub saya datang ketika Pesanan datang. .”Mie Keling”, begitu mereka menyebutnya, merupakan panggilan lain dari Mie Rebnus Medan. Dari segi penampilan, Mie Rebus ini terkesan lain. Kuahnya yang berwarna Coklat tua, serta teksturnya yang agak kental, serta berpadu dengan wangi cumi bakar yang sangat menggoda…hmmmm…sangat berbeda dari Mie Rebus yang ada pada umumnya, dan dari wanginya pun saya sudah bisa membayangkan rasanya.

Sedikit dicampur kerupuk seafood yang sedikit manis dan pedas, diaduk dengan rasa asam dari jeruk nipis dan sedikit rasa pedas dari sambal cengek yang disuguhkan di sendok, yammmm…citarasanya sangat dahsyat!

Saya tidak pernah membayangkan akan bisa mencicipi cita rasa yang sedikit lain dari Mie Rebus yang pernah saya rasakan selama ini. Betul-betul sebuah cita rasa mie yang unik daripada biasanya.

Selidik punya selidik, sang pemilik kedai, H. Zainudin, mengatakan bahwa bumbu rahasinya terletak pada kuahnya yang kental. Sedikit dipadukan dengan kuah kacang, rasanya sedikit gurih dengan aroma ikan yang kuat. Tapi beliau enggan mengemukanan bumbu rahasaianya, tentu saja.

Siapkan diri anda untuk mempir ke tempat ini bila anda berkunjung ke Medan, Sumatera Utara.