Banyak kawasan menarik di Amerika Serikat yang bisa anda kunjungi. Tidak hanya tempat terkenal seperti Disneyland, Hollywood di California, atau Manhattan di New York. Ada beberapa kota yang bisa dianggap biasa-biasa saja, namun sebenarnya memiliki banyak event atau kegiatan menarik didalamnya.
Sebut saja kota Portland, misalnya. Terletak di negara bagian Oregon dan merupakan ibu kota ‘state’ tersebut. Kota ini tergolong unik, dimana kota ini merupakan sarana percontohan bagi sistem transportasi di seluruh Amerika Serikat, tetapi kota ini sepertinya kurang banyak dikenal diantara kota lainnya di Amerika.
Beruntung saya sempat tinggal lama di kota ini, sehingga saya bisa tahu tentang seluk beluk dan hingar bingar kegiatan masyarakat disini. Dari mulai komunitas musik, sosial, budaya hingga keagamaan, semuanya memiliki keunikan dan agenda tersendiri didalamnya.
Salah satu sudut kota Portland, Oregon, Amerika Serikat. (Foto: pribadi/ iroquistore.com)
Event yang paling ditunggu di kota Portland salah satunya adalah event “Beer Festival”. Event ini biasa bertajuk “:Oregon Brewers Festival”. Kegiatan ini melibatkan hampir seluruh produsen bir yang ada di seluruh negara bagian Oregon. Total perusahaan yang terlibat bisa menyediakan hampir 100.000 liter bir per hari nya untuk dibagikan secara gratis kepada para pengunjung. Dan event ini melibatkan paling tidak 80 perusahaan bir lokal.
Pertunjukan Musik selalu digelar dalam perhelatan festival ini. (Foto:Koleksi Pribadi)
Kegiatan ini dilangsungkan biasanya pada bulan Juli, dimana musim semi sedang hangat-hangatnya disana.Berlangsung selama 1 minggu, para pengunjung bisa masuk secara gratis. Maka tidak heran bila pengunjung festival ini bisa membludak jumlahnya, mengingat suguhan yang ditampilkan dalam event ini bukan hanya minuman bir saja, tetapi juga beragam jenis makanan lokal, pertunjukan seni dan Musik!
Sebelum acara dimulai, pada hari pertama biasanya diadakan pawai ke seluruh pusat kota, yang biasanya melibatkan perwakilan dari setiap pihak yang terlibat, dan para pengunjung tentunya. Rute pawai ini akan berakhir di tempat event berlangsung, dan diresmikan oleh walikota atau perwakilan pemerintah lokal.
Proses pemeriksaan di pintu masuk.
Memasuki pintu gerbang utama, para pengunjung diberi selebaran tentang informasi kegiatan, serta diberi gelang karet berwarna menarik yang digunakan sebagai tanda pengenal. Tidak lupa, sebelum masuk, para pengunjung wajib menunjukan identitas mereka guna kepentingan keamanan serta memastikan setiap pengunjung adalah para individu yang berusia diatas 18 tahun keatas.
Begitu melewati gerbang utama, saya sempat dibuat bingung karena luasnya wilayah yang harus saya ‘explore’. Tidak berpikir panjang, akhirnya saya memutuskan untuk menjelajahi wilayah pameran searah jarum jam agar mempermudah proses eksplorasi.
Dari depan, tampak 2 panggung besar berdiri. Tampaknya setiap panggung akan diisi oleh kegiatan yang berbeda-beda, mulai dari pagelaran seni, musik serta demo memasak serta acara hiburan lainnya. Masakan yang disajikan pun beragam, mulai dari masakan eropa dan timur tengah hadir menyemarakan hangatnya musim semi di acara tersebut.
Sambil berkeliling dan ditemani oleh musik yang digelar di panggung utama, saya sempat melewati display mesin pengolahan bir; yang notabene berbahan utama gandum. Secara singkat dan melalui proses lumayan rumit (meskipun mereka berusaha mempermudahnya), akhirnya saya sedikit mengerti bagaimana bir dengan kualitas terbaik bisa dihasilkan. Meskipun saya bukan penggemar berat minuman jenis ini, tapi saya bisa membayangkan bagaimana dan seperti apa kualitas bir yang bisa dibilang baik.
Tidak jauh dari situ, tampak stand-stand produsen bir lokal berdiri dan menjajakan produk mereka bagi para pengunjung. Jumlah stand yang hadir terbilang banyak, maka saya tidak yakin apakah pengunjung bisa mencicipi semua produk yang mereka jajakan. Dan diujung tempat stand berdiri, tampak sebuah tenda besar, sangat besar kalau boleh dibilang. Didalamnya terdapat 3 meja panjang berjejer satu sama lain, dilengkapi oleh bangku panjang sebagai pasangannya. Tempat ini khusus disediakan bagi seluruh pengunjung yang ingin mencicipi tradisi festival bir di Portland ini.
Uniknya, pada jam tertentu, pihak panitia melalui seseorang yang ditunjuk sebagai host, akan memimpin sebuah sesi minum bir secara serentak, setelah bel atau lonceng berbunyi. Sebelum minum, mereka berteriak “hoooraaaaay” secara serempak sebanyak 3 kali. Tradisi ini ternyata sudah ada sejak awal event ini diadakan.
Musisi yang ditampilkan pun terbilang istimewa. Kebetulan, pada hari itu jenis musik yang ditampilkan adalah jenis musik pop kontemporer, dan satu group musik khusus yang membawakan lagu-lagu Stevie Wonder. Luar biasa, groove dan irama yang mereka bawakan sangat enerjik. Ditambah kapasitas sound system yang yahud, membuat para pengunjug bergoyang mengikuti irama hingga akhir acara. Sepertinya pihak pemerintah lokal tidak main-main dalam menyelenggarakan event yang berlangsung setiap tahun ini.
Bagi anda yang berminat untuk mengunjungi festival ini, diharapkan mengosongkan perut dan diharapkan jangan terlalu banyak mencicipi produk yang disediakan, karena dikhawatirkan anda tidak akan tahu jalan kemana anda pulang.
Kawanan burung Pelikan di sepanjang Murray River, South Australia.
South Australia terkenal akan suasana dan keindahan alamnya. Terhampar jutaan hektar lahan pegunungan nan subur yang dipenuhi oleh ladang-ladang dan perkebunan. Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Mannum, Sebuah kota kecil di daerah perbukitan kawasan South Australia.
Terletak di daerah yamg dilewati ‘Murray River’; merupakan sungai terpanjang yang ada di South Australia, tempat ini kerap menjadi kawasan utama bagi penggemar hobi ‘outdoor’.
Memancing, jetski, ‘barbeque party- atau bahkan camping dan ber-karavan ria bisa dilakukan ditempat ini. “Murray River” merupakan salah satu sungai terpanjang yang ada di Australia, Sungai ini membentang hingga ke Victoria, maka tidak heran bila sungai ini menjadi sumber hidup paling utama bagi para penduduk lokal disekitarnya.
Melewati hampir 7 kota kecil, berjarak 82 KM dari Adelaide serta menempuh perjalanan sekitar 2 jam untuk menuju kesana, saya disuguhi sebuah pemandangan sejuk dan mempesona sepanjang perjalanan.
Dari mulai melewati kota-kota dan desa kecil, kami sempat melewati kota kecil dimana banyak terdapat batu-batu alam disekitarnya, bernama “Bear Rock” Palmer Town. Nama ‘Bear Rock’ sendiri diambil dari sebuah batu besar yang berbentuk seekor beruang. Dan hampir tiba di Mannum, saya melihat sepanjang perjalanan sebuah pipa air yang sangat besar terbentang. Ladang gandum yang kami lewati sungguh fantastis luasnya, hampir saya tidak percaya bahwa ada ladang gandum seluas ini kalau tidak melihat langsung.
Sebuah tanda bertuliskan “Welcome to Mannum” terlihat ketika kami melewati jalan besar lurus nan sepi layaknya padang pasir hampir sepanjang 5 KM. Mannum tergolong kota kecil, tapi lumayan modern gaya hidupnya. Terbukti dengan adanya beberapa toko swalayan besar disana. Disana pun terdapat sebuah pabrik besar yang mirip tempat penyimpanan barang. Kalau boleh dibilang, tempat itu mirip sebuah pabrik pengolahan besi dan alat furniture. Melewati daerah perumahan, saya akhirnya tiba di daerah utama kota kecil itu, yang kebetulan merupakan kawasan wisata.
Ditempat ini dipenuhi oleh pertokoan lokal sepanjang jalannya. Dari mulai toko souvenir, coffe shop, toko peralatan hobi outdoor, hingga usaha penyewaan perahu dan villa.
Kota ini terbilang kecil namun boleh dikatakan ramai oleh pengunjung, dengan populasi sekitar 2100 jiwa, kota ini boleh dibilang lumayan, mengingat kota kecil biasanya ‘hanya’ berpenduduk sekitar 800 hingga 1000 jiwa. Mungkin karena kawasan ini ramai dikunjungi oleh masyarakat yang memiliki hobi outdoor, ditambah keunikan wisata air yang jarang dimiliki oleh tempat lain, maka tempat ini menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan lokal.
Saya pun segera memarkirkan mobil disekitar pinggiran sungai “Murray River”. Tidak jauh dari tempat parkir, saya bisa melihat dengan jelas panorama alam sungai Murray River yang terkenal. Dipinggirannya, pemerintah lokal memanjakan para wisatawan lokal dengan taman rekreasi serta sarana alat barbeque gratis. Gratis? ya, kamu bisa menggunakan kompor atau alat panggang yang disediakan secara gratis, dan tentunya kamu harus membersihkan setiap sarana pemerintah yang kami gunakan.
Kawasan ini dipenuhi oleh populasi burung-burung yang biasa hidup didaerah sungai air tawar. Saya kurang paham betul akan jenis populasi burung, namun yang paling mudah dikenali adalah burung Pelikan. Geli memang, bila melihat paruhnya yang panjang dan lancip, berbadan lumayan besar, paruhnya nampak tajam sekali mampu melukai jari tangan anda. Sebaiknya anda perlu berhati-hati bila makan di area ini, karena terlihat banyak beberapa burung Pelikan berkeliaran didekat anda, dan tidak jarang mereka akan menghampiri anda untuk sekedar mencicipi masakan yang anda bawa.
Sebagai objek utama wisata kota ini, terdapat sebuah kapal perahu yang bertenaga uap, bertingkat 3 dan berukuran besar. Bagi anda yang tumbuh di era 80’an, Kapal ini mirip dengan kapal perahu antik dalam film “Little Missy” yang disiarkan oleh stasiun TVRI ketika itu. Kapal ini terdiri dari beberapa kabin dan kamar, serta terdapat sebuah ruangan utama yang berukuran besar, biasa digunakan untuk tempat makan malam. Kapal ini berkeliling sepanjang rute sungai Murray River, dan berputar kembali kepada rute asal.
Setelah puas berpiknik di Kawasan Sungai “Murray River”, saya menyempatkan diri untuk berjalan sepanjang kawasan jalan utama kota Mannum. Suasana khas Australia langsung terasa disini. Souvenir dan ”groceries store’ khas australia nampak dominan, dengan hiasan dan lagu lokal yang diperdengarkan melalui speaker lokal, kota ini nampak sedikit “hidup”.
Hotel dan restoran lokal banyak menyajikan masakan barat seperti burger, Fish and Chips dan sejenisnya. Sedikit info, ‘Fish and Chips’ disini terbilang istimewa dan cukup terkenal, boleh dicoba.
Tidak ketinggalan, para pengemar barang antik, disana juga terdapat beberapa toko yang menjual barang antik, termasuk didalamnya piring, cangkir, sendok, dan lain sebagainya. Adapun barang antik yang dijual umumnya berasal dari eropa. Area ini cocok untuk sekedar cuci mata, atau memang bertujuan untuk mengoleksi barang antik.
Sebagai tambahan referensi bagi anda penggemar travelling, kota kecil ini layak dimasukan ke dalam daftar kunjungan anda.
Jangan lupa siapkan tenaga dan sisihkan tabungan anda untuk melengkapi liburan bersama keluarga atau sahabat dengan peralatan memancing, berkemah dan membeli perahu boat bila perlu.