Halo Sydney!

SAMSUNG 1273Australia, salah satu negara yang sejak dulu ingin saya kunjungi. Dengan segala pesonanya, negeri ini menjadi incaran para wisatawan di seluruh dunia.

Setelah sekian lama merantau, akhirnya impian itu terwujud. Tiba kesempatan saya untuk mengunjungi bahkan tinggal untuk di Negeri Kanguru tersebut.

Satu per satu pakaian telah saya masukkan kedalam travel bag. Kami bersiap berangkat menuju Newcastle, Australia, untuk keperluan studi sang istri tercinta; mengikuti salah satu pelatihan di kota kecil tersebut. saya pikir ini kesempatan yang jarang saya dapatkan, dan tidak boleh dilewatkan. Naluri petualang saya langsung bergejolak, hingga saya rela meminta izin dari pekerjaan saya, meskipun mendapat izin tanpa bayaran sekalipun.

Kami berangkat sekitar pukul 6 pagi waktu Adelaide, dan tiba di Sydney pukul 8.25 pagi waktu setempat. Karena perbedsan waktu antara Sydney dan Adelaide berbeda 1 jam, maka kami pun harus menyesuaikan jam kami dengan waktu setempat. Berangkat keesokan harinya dengan menggunakan maskapai penerbangan ‘Virgin Australia’ dari Adelaide menuju Sydney, kami akan menempuh perjalanan sekitar 3 jam dengan menggunakan kereta api antar kota yang bernama ‘interlink’.

Setiba di Sydney kami masih memiliki banyak waktu untuk berangkat menuju Newcastle. Maka kami pun tidak membuang waktu untuk segera berkeliling di Sydney untuk melihat tuiuan wisata mereka yang terkenal diantaranya ‘Sydney Opera House’ (disingkat SOP untuk selanjutnya), “Sydney Harbour Bridge” dan Museum lilin Madame Tussaud. Perjalanan dari bandara menuju opera house bisa ditempuh melalui sarana transportasi umum diantaranya kereta api, dimana kami harus membayar AUD 16 untuk menuju Opera House yang berada sekitar 15 menit dari bandara.

Ini merupakan pengalaman pertama kami di Sydney. Alhasil, kami pun harus sering bertanya dan melihat peta agar tidak tersesat. sebagai informasi, biaya hidup di Sydney terbilang relatif cukup mahal bila dibandingkan dengan biaya hidup kami di tempat lain, terutama di South Australia.
SOP terletak di dekat daerah pusat kota Sydney yang bernama ‘Circular Quay’. Daerah tersebut merupakan daerah wisata yang terletak di kawasan dermaga kota. Di daerah sana terdapat objek wisata lain yang salah satunya disebut ‘Sydney Harbour Bridge’.

Cuaca pada waktu kami tiba bisa dikatakan panas sehingga tidak jarang kami sering merasa kehausan karena kami harus berjalan keliling ‘bay area’ yang lumayan luas. Tidak melewatkan kesempatan, kami segera berfoto untuk kenang-kenangan setelah tiba di Sydney Opera House.

Tidak jauh dari lokasi itu, terdapat juga objek wisata Museum “Madame Tussaud”. Museum “Madame Tussaud” merupakan museum patung lilin para tokoh dan aktor yang terkenal. Uniknya, patung-patung yang dipamerkan bentuknya sangatlah mirip dengan aslinya, sehingga kita bisa berfoto dengan patung tersebut, seolah kita sedang berdampingan dengan objek seungguhan. Tentunya, setiap museum di kota lain memiliki karakter yang berbeda. Sehingga saya tidak pernah bosan untuk mengunjungi semua Museum “Madame Tussaud” yang berada di kota lain.

Cukup berjalan kaki dari Sydney Opera House, kami sampai di Museum tersebut dalam waktu kurang lebih 20 menit. Dengan membayar tiket masuk sebesar 55 AUD per orang, setara kurang lebih 530 ribu rupiah, kami segera memasuki area museum.

IMG_0559
Museum Madame Tussaud, dipenuhi patung lilin para tokoh terkenal.

Setelah puas kami berkeliling akhirnya tidak lupa kami mampir sejenak untuk menikmati makan siang. Smartphone pun segera saya gunakan untuk melihat peta dimana restoran yang menyajikan masakan khas Indonesia, karena dirasa kami sudah lama ingin mencicipi aroma khas makanan tradisional yang dibilang cukup populer di Australia, dan beberapa rekan menyebut Sydney merupakan pilihan tepat..

Akhirnya kami pilih Restoran Padang ‘Putra Buyung’ yang berada di distrik ‘Anzac Parade’. Beruntung rasanya saya memiliki ‘smartphone’ yang saya gunakan sekarang. Selain praktis, fungsinya sangat beragam dan akurat dalam membaca peta (maaf bukan promosi nih). Entah bagaimana nasib saya disini tanpa dibantu alat ini, mungkin saya sudah sering tersesat.

Akhirnya kami memutuskan untuk menumpang bis guna menuju restoran yang telah kami rencanakan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit akhirnya kami tiba dan tidak begitu sulit bagi kami untuk menemukan restoran tersetbut. Dari luar, restoran tampak normal seperti toko restoran lainnya di distrik tersebut. Sedikit ornamen gambar rumah khas minang menarik perhatian kami, sehingga mudah dikenali.

SAMSUNG 1279

Rasa dan masakan yang disajikan oleh restoran tersebut dirasa pas dan sesuai dengan apa yang kami rasakan ketika menikmati masakan khas Minang di Indonesia, layak direkomendasikan bagi saya.
Areal restoran berada di distrik yang cukup sibuk, sehingga tidak heran bila banyak pengunjung yang datang ke restoran itu, terutama orang Indonesia. Sepertinya memang restoran ini sudah dikenal luas oleh para penduduk lokal. Setelah puas menikmati hidangan khas Minang, kami pun segera memutuskan untuk mengunjungi Pasar tradisional yang sangat terkenal di Sydney, bernama “Paddy’s Market”.

Resep Gepuk Tradisional

Gepuk merupakan jenis masakan daging yang telah diberi bumbu terlebih dahulu, kemudian diolah dengan cara digoreng utk dihidangkan.

BAHAN:
– kemiri
– Laos
– Bawang putih
– Bawang merah
– Daun salam
– Sirih
– Kelapa Parut
– Santan

Siapkan 1 kg daging.
5 biji bawang putih, 5 biji bawang merah,1 ons laos, 1 ons kemiri, garam gula sckupnya agak manis klo ada santan sedikit. Semua bumbu halus, daging empuk dipotong dan digeprek. ‘ungkeb’ daging dengan semua bumbu. tambahkan daun salam & sereh sampai kering, lalu goreng dengan api kecil.

Resep ini telah kami coba dan hasilnya cukup memuaskan ketika kami berjualan dalam acara ‘Indofest 2012’ di Adelaide, Australia. Gepuk kami habis terjual bahkan ada yang berusaha memesan khusus.

Selamat mencoba

Tips Bekerja di Luar Negeri

Bekerja di Luar Negeri, merupakan idaman bagi sebagian orang pada umumnya. Segala fasilitas, gaya hidup dan kemudahan lainnya yang didapat di Luar Negeri merupakan magnet tersendiri, selain jumlah gaji yang relatif besar tentunya.

Namun, dibalik semua itu, dibutuhkan pengorbanan dan kekuatan mental yang sangat kuat bagi para tenaga kerja yang berminat bekerja di Luar Negeri. Bagaimana tidak, kita bersaing tidak hanya dengan berbagai suku dari negeri sendiri, tetapi kita harus bersaing dengan berbagai orang dari setiap penjuru mata angin.
Belum lagi tingkat disiplin yang amat ketat dari puhak perusahaan, tidak jarang membuat para pekerja frustasi, bahkan bagi orang lokal sekalipun.

Beruntung, saya memiliki ‘jam terbang’ yang lumayan tinggi dalam hal ini. Pengalaman Bekerja di Amerika Serikat selama 4 tahun, dan bekerja di Australia sejak 4 tahun yamg lalu hingga saat ini, merupakan pencapaian tersendiri bagi diri saya. Dan semua kesempatan itu tidak didapat dengan mudah. Sangat menguras energi malahan.

But its worthed, anyway (?).

Menurut pengalaman saya, urgensi dan minat negara-negara asing untuk mencari tenaga kerja dari luar masih sangat besar. Jenis pekerjaan yang tersedia pun beragam, namun umumnya pekerjaan itu membutuhkan skill khusus serta sertifikat. Pekerjaan seperti Perawat, “Age Carer”, “Cook” (Juru Masak), “Pipeliner” di perusahaan Minyak asing, Penata rambut, Insinyur, “Electrician” hingga “Plumber” atau tukang ledeng banyak dibutuhkan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, New Zealand, Belanda, Jepang dan Dubai.

Besarnya gaji biasanya tergantung kepada regulasi negara tempat anda bekerja nanti. Biasanya, anda akan dikontrak sebagai tenaga ahli, dan dibayar berdasarkan jam atau biasa disebut “Rate Hour”. Jumlahnya pun beragam dan relatif.

Di Australia misalnya, tenaga ahli biasanya mendapat bayaran 26 AUD hingga 32 AUD per jam nya.

Lain halnya di Amerika Serikat, pekerjaan sebagai perawat mendapat bayaran sekitar 45 USD hingga 50 USD per jam nya. Dan beruntung sekali dimana adik saya bekerja sebagai perawat di Amerika Serikat dan Jepang saat ini.

di Australia sendiri cukup berbeda situasinya. Normal waktu bekerja, biasanya 40 jam per minggu, dengan rate overtime 30% per jam dari gaji normal.

Menggiurkan, bukan?

Namun demikian, Anda mungkin pernah memiliki pengalaman lainnya yang berbeda dengan pengalaman saya.

Seperti kata pepatah, “Banyak jalan menuju Roma”, begitu pula dengan mencari pekerjaan di Luar Negeri, beragam caranya.

Bekerja bagi pemegang visa Pelajar.

Anda pun bisa bekerja sambil anda menjalankan studi anda atau pasangan anda ketika berada di Luar Negeri. Pemerintah setempat biasanya mengizinkan ‘spouse’ atau pasangan untuk bekerja di negaranya, dengan batasan jam tertentu misalnya.

Di Australia contohnya, “spouse”, atau pasangan pemegang visa utama, dapat bekerja dengan limit 20 jam per minggu, bila istri/suami menjalankan studi S1.

Beberapa macam jenis pekerjaan bisa anda pilih untuk bidang pekerjaan di luar negeri, namun secara garis besar, jenis pekerjaan biasa kami bagi kedalam 2 jenis pekerjaan; pekerjaan darat dan laut.

1. Pekerjaan Darat (OnShore).

Biasanya kami sebut demikian, dikarenakan jenis pekerjaan yang umumnya terdapat di kota-kota dan pedesaan,atau di dataran, pertambangan, perkebunan, dan bukan berada di laut atau perairan.

2. Pekerjaan Laut (off Shore).

Jenis pekerjaan ini memiliki karakteristik khusus, dikarenakan tempat/lokasi nya berkaitan dengan laut. Misalnya bekerja di Kapal Pesiar, penangkapan ikan, kilang minyak, dll.

Dikarenakan kebetulan saya berlatar belakang memiliki pengalaman bekerja di ‘off-shore’, maka akan coba saya rangkum beberapa pengalaman saya tentang eksplorasi pekerjaan di Luar Negeri.

Ada beberapa cara yang efektif menurut saya dalam mendapatkan kesempatan untuk bekerja di luar negeri. Ada yang melalui lembaga pendidikan atau instansi terkait yang bekerja sama dengan pihak Luar Negeri, melalui Agen Tenaga Kerja, sampai melamar langsung ke Perusahaan melalui korespondensi email. Semua tergantung kepada anda, cara mana yang ingin anda pilih.

Profil di Media Sosial atau Internet.

Salah satu contoh pelamaran adalah dengan mengirimkan profil anda melalui e-mail kepada perusahaan-perusahaan yang anda minati. Meskipun mereka bukan dalam kapasitas membuka lowongan pekerjaan.

Cara itu Memang memang terkesan untung-untungan, tetapi kadang itu berjalan! Mengingat ketatnya persaungan untuk bisa bekerja , terutama di luar negeri, kadang membutuhkan segala daya upaya dan sedikit keajaiban.

Bisa pula anda membuat profil pribadi di situs-situs tenaga kerja profesional. Yang paling sering digunakan biasanya situs ‘Linkedn’. Seperti yang dialami oleh Isri saya, beliau sering dihubungi oleh pihak perusahaan untuk bekerja sama melalui situs ini. Layak anda coba.

Peran Agensi Pekerja Lokal

Adapun beberapa agensi tenaga kerja yang menyediakan layanan penempatan bekerja di luar negeri, namun kita perlu hati-hati dengan jenis cara yang satu ini. Banyak beberapa organisasi baik itu swasta maupun pemerintah yang mengaku sebagai agensi dan mampu mendapatkan peluang kerja di Luar Negeri, namun demikian kita perlu berhati-hati dengan hal ini. Saya sendiri dulu pernah mengalami hal pahit ketika harus kehilangan sejumlah uang karena tergiur janji manis agensi yang mengaku sedang membutuhkan karyawan di Luar Negeri.

Lamaran Langsung ke Perusahaan

Cara ini boleh dibilang efektif juga, meskipun kadang kurang mendapatkan respon yang cepat dan positif. Tapi hey, namanya juga usaha, perlu pengorbanan kan? kalau mau kerja di Luar Negeri itu semudah membalikkan telapak tangan, maka tentu bukan hanya saya saja yang bisa bekerja sekarang. Orang lain pun akan dengan mudahnya bekerja disana. Ini semua tergantung nasib dan takdir. Tidak ada salahnya mencoba.

Dulu, saya pernah mencoba dengan cara ini, dan berhasil. Ketika itu, saya mencoba melamar langsung ke perusahaan Hard Rock Hotel & Casino di Amerika Serikat, dan tidak disangka saya mendapatkan respon dari company, dan melakukan interview melalui Skype. Proses biasanya dipandu melalui email yang dikirimkan pihak perusahaan, jadi tidak begitu sulit tentunya.

Syarat Umum bagi peminat kerja di Luar Negeri.

Biasanya, untuk bekerja secara resmi di luar negeri, dibuthkan beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Sertifikat keahlian.

Sertifikasi ini biasanya diutamakan melalui lembaga pendidikan tempat negara berasal.
Mengapa? Karena biasanya sertifikasi berkaitan dengan metode, cara dan proses yang biasa dilakukan menurut standar negara yang bersangkutan.

Meskipun bisa melampirkan ijazah atau sertifikasi dari negara kita (Indonesia), biasanya, dibutuhkan pengalaman kerja lebih dari 3 tahun. Dan sertifikat biasanya harus diterjemahkan kedalam bahasa inggris.

Alangkah baiknya bila kita memiliki sertifikat keahlian yang langsung diperoleh dari Negara tujuan.

2. Sertifikasi Bahasa Inggris.

Bahasa merupakan salah satu faktor penting dalam komunikasi, terutama yang kaitannya dengan pekerjaan. Pada umumnya, bahasa yang dibutuhkan dalam persyaratan ini adalah bahasa inggris.
Standar penilaian bahasa inggris berbeda dalam setiap negara. Untuk negara eropa, biasanya menggunakan standar pengujian bahasa inggris IELTS sebagai acuannya, dengan nilai minimum 6.0 untuk General English.
Untuk negara Amerika Serikat dan Canada, menggunakan metode TOEFL sebagai acuannya. Dengan skor minimum 480 sebagai persyaratannya.

3. Surat Keterangan Kepolisian.

Diperoleh melalui kantor Kepolisian pusat di daerah tempat calon tenaga kerja berdomisili. Dokumen ini nantinya akan diterjemahkan kedalam bahasa inggris.

4. Cek Laboratorium untuk Kesehatan.
Tempat untuk melakukan test ini biasanya ditunjuk oleh kedutaan negara tujuan, dengan Rumah Sakit yang telah ditunjuk khusus oleh pemerintah negarayang bersangkutan. Hasil laboratorium akan langsung dikirim ke pihak kedutaan negara yang dituju.

5. Surat keterangan Sponsorhip dari perusahaan.

Ini merupakan tahap akhir bila semua persyaratan telah dipenuhi oleh kedua belah pihak (kandidat dan perusahaan). Perusahaan biasa nya akan mengeluarkan petisi atau surat keterangan bahwasanya mereka menyetujui calon karyawan untuk bekerja di perusahaan mereka.
Didalam surat tersebut biasanya dicantumkan termin kontrak, besarnya penghasilan serta fasilitas dan jaminan yang disediakan oleh perusahaan

Semua orang memiliki nasib dan cara yang berbeda dalam menempuh birokrasi aplikasi. Namun cara diatas merupakan proses paling umum yang biasanya harus dilalui para calon tenaga kerja yang akan bekerja di Luar Negeri.

Selamat mencoba,
Salam Sukses!

Setting Home Recording Hemat

Bagi yang telah lama berkecimpung dalam dunia industri produksi rekaman, baik itu industri profesional maupun ‘home recording’, tentunya kita telah terbiasa dengan sebuah alat rekam audio yang fungsinya menangkap sinyal audio untuk dirubah kedalam sinyal digital kedalam seperangkat alat rekam atau komputer, alat inilah yang dinamakan ‘Audio Interface’ atau sound converter dalam istilah sehari-hari.

Tentunya, dalam era digitalisasi sekarang ini, para pelaku industri ‘home recording’ maupun ‘semi pro-recording’ dimanjakan dengan beberapa pilihan jenis ‘audio interface’ yang sekarang banyak tersedia dipasaran sesuai dengan kebutuhan, dan kita harus jeli dalam menentukan ‘audio interface’ pilihan kita agar sesuai dengan kebutuhan kita.

Audio Interface

Sedikit informasi tentang jenis ‘Audio Interface’ yang sesuai dengan pilihan kita, tentunya lebih difokuskan kepada harga yang terjangkau.

Seperti halnya sebuah studio rekaman pada umumnya, diperlukan sebuah media perekam yang meng’capture’ sinyal-sinyal audio yang dibuat oleh sumber suara atau instrument. Media perekam ini disebut dengan “Audio Interface”.

Saya persilahkan kepada pembaca untuk memberikan masukan tentang pilihan ‘audio interface’ pilihan anda yang sesuai dan mudah-mudahan akan menjadi masukan bagi pembaca yang lain tentang informasi mengenai alat rekam atau ‘audio interface’.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan.

Dalam memilih Audio Interface, kita perlu mencermati beberapa hal yang dapat mendeskripsikan lebih detail tentang Audio Interface yang kita butuhkan sesuai selera kita. Biasanya, kebutuhan seseorang akan Audio Interface dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Keperluan untuk playback recording;
2. Keperluan untuk merekam audio;
3. Keperluan untuk merekam audio dan penggunaan MIDI;
4. Keperluan untuk merekam audio, penggunaan MIDI, serta merekam input lainnya.

Dalam hal jenis media ini, ada beberapa informasi tentang feature yang umunya terdapat dalam sebuah Audio Interface;

1. 10 x 10 Up to 24-bit / 96kHz fidelity.

ini menggambarkan jumlah input yang dimiliki oleh sebuah Audio Interface. 10×10 berarti AI ini memiliki jumlah input sebanyak 10 chanel, dimana sangat efektif bila kita ingin merekam sebuah lagu secara ‘live”. Sedikit info, untuk merekam sebuah track drum secara live, minimal kita memerlukan 5 input diantaranya untuk merekam Overhead, Cymbals, snare, kick dan tom.

Dan arti ’24-bit/96kHz’ disini menggambarkan kualitas atau resolusi rekaman yang sanggup diterima oleh Ai tersebut, semakin tinggi resolusinya, maka akan semakin baik kualitas rekamannya. Sebagai gambaran, sebuah hasil rekaman audio CD memiliki resolusi 16 bit dan 44.1 khz, sedangkan hasil rekaman audio DVD memiliki resolusi 24 bit dan 48 khz.

2. 8 x 8 analog I/O on balanced/unbalanced 1/4” TRS
Artinya Audio interface tersebut memilki 8 buah input/output dalam bentuk jack 1/4″ TRS (merupakan konektor yang sering kita gunakan dalam kabel instrumen sehari-hari pada umumnya)

3. S/PDIF digital I/O (coaxial) with 2-channel PCM
S/PDIF merupakan singkatan dari “Sony Panasonic Digital InterFace”. ini merupakan sebuah feature yang memungkinkan sebuah audio interface dapat saling berhubungan dengan media lain dari produk atau merk yang berbeda sesuai dengan namanya (SONY dan PANASONIC) merupakan feature dalam mengotrol data antar media.

4. digital I/O supports surround-encoded AC-3 and DTS pass-through

Audio interface ini dapat mengkonversi data audio kedalam berbagai jenis file dengan resolusi tertinggi yaitu 96 khz.

5. 1 x 1 MIDI I/O Jumlah MIDI input yang dimiliki oleh sebuah Audio Interface.

6. analog outs can directly drive up to 7.1 surrounds.

Merupakan feature yang mampu merubah sinyal analog kedalam jenis ‘7.1 surround system’. Maksud dari angka 7.1 ini adalah sebuah sinyal suara yang dapat dibagi menjadi 7 sudut bagian secara stereo. Normalnya, para penikmat audio pada umumnya menikmati kualitas stereo surround setara 5.1, dimana artinya sinyal audio dapat didengar dari 5 sudut yang berbeda sekaligus. Contoh paling sering kita jumpai mengenai jenis surround sound ini bila kita menonton dalam bioskop layar lebar, dimana beberapa bagian suara dapat kita dengarkan dari sisi yang berbeda.

Inilah mengapa surround system ini amat penting dalam industri musik bahkan perfilman pada umumnya.

7. +4dBu/-10dBV operation individually switched on rack-mount unit.

8. Word clock I/O for sample-accurate device synchronization.

9. Software-controlled 36-bit internal DSP digital mixing/recording.

10. zero-latency monitoring.

Berikut ini salah satu hasil mixing dan rekaman menggunakan Audio Interface digital sederhana:

http://soundcloud.com/berriroquai/sampai-kapanpun

Jenis Koneksi dan Software-controlled.

Untuk hal ini sinyal audio yang terekam bisa didapat melalui berbagai macam sumber,

1. Sinyal yang diproses langsung secara ‘live’ melalui input Audio Interface.

2. Koneksi MIDI.

Hal ini biasanya berhubungan dengan software yang perlu diinstal terlebih dahulu kedalam Komputer anda, dan suara atau sumber sinyal didapat dari software yang sudah terinstall. Untuk proses kegiatan recording dengan menggunakan fasilitas MIDI ini, jalur input yang digunakan menggunakan MIDI Input yang biasanya terdapat dibagian belakang Interface. Untuk Audio Interface zaman sekarang, Audio Interface sudah dapat dikoneksi kepada Komputer melalui USB port, sehingga kita tidak perlu membeli MIDI interface tambahan yang disambungkan ke Komputer.